Meet The Author

otoKRITIK Bagi Aktivis Dakwah
Tidak ada komentar

Oleh : Fahrur Rozy

DAKWAH adalah aktivitas yang paling mulia yang dilakukan oleh seorang manusia. Dakwah adalah sandaran terbesar bagi berbagai kebaikan serta bagi diperolehnya berbagai derajat dan kedudukan yang mulia. Semua ini tidak pantas diperuntukkan bagi orang-orang yang ingin mendapatkannya dengan usaha yang mudah, pengorbanan yang sedikit, dan aman (tanpa mengalami hambatan dan gangguan). Sebab, aktivis dakwah tidak serta-merta identik dengan pengisi acara di majlis-majlis, hingga ketika ada senjata digerak-gerakkan dihadapannya atau ketika ia mendengar adanya ancaman, ia mundur dan menarik diri kebelakang. Ia menyangka dakwah ini seperti sebuah permainan sekedar untuk mengisi waktu luang, dan wahana untuk menunjukkan keahlian atau kepiawaian.


SIAPAPUN yang berkeinginan untuk melakukan aktivitas dakwah sebagaimana yang dilakukan oleh para Nabi dan Rasul, maka ia harus terlebih dahulu menjadikan dirinya sebagai teladan dalam hal keutamaan, kemuliaan dan kebaikan. Islam harus tercermin di dalam dirinya; baik menyangkut berbagai pemikiran, hukum, maupun sifat-sifat dan akhlak yang baik dan utama. Jika Islam belum tercermin dalam dirinya, ia belum layak untuk mengemban dakwah. Kalaupun ia berusaha untuk melakukannya, jelas ia tidak akan pernah berhasil; kebaikan juga tidak akan pernah terwujud melalui tangannya.


Seorang aktivis dakwah sudah semestinya memahami bahwa apabila ia tidak mempersiapkan dirinya agar islam terintegrasi di dalam dirinya, baik dalam berbagai pemikiran, hukum, maupun sifat-sifat islami yang harus dimilikinya, berarti ia belum memenuhi kualifikasi untuk mengemban dakwah. Bahkan, ia tidak akan pernah menjadi seorang aktivis dakwah, meskipun ia telah berusaha ataupun mengklaim diri sebagai aktivis dakwah.


Setiap aktivis dakwah wajib merepresentasikan dan mewujudkan islam dalam dirinya; baik dalam ucapannya, prilakunya, maupun sifat-sifatnya. Apabila islam tidak tercermin dan terwujud dalam ucapan, perilaku, dan sifat-sifatnya, ia tidak bisa disebut sebagai seorang aktivis dakwah; ia hanyalah seorang muslim kebanyakan.


Seorang aktivis dakwah idealnya adalah cermin atau representasi islam satu-satunya yang real ketika Daulah Islam yang merupakan cermininan islam yang paling besar, tidak ada. Karena itu, seorang aktivis dakwah ketika berkata wajib hanya mngucapkan pemikiran atau hukum-hukum islam saja atau yang tidak bertentangan dengan islam; ketika berperilaku wajib melakukan hal-hal yang sesuai dengan islam semata. Disamping itu, ia wajib mensifati dirinya hanya dengan sifat-sifat yang islami dan akhlak-akhlak yang terpuji. Seorang tidak pantas disebut aktivis dakwah jika ia tidak memiliki salah satu saja dari ketiga aspek –ucapan, perilaku dan sifat-sifat- di atas.


DAKWAH adalah puncak kebaikan dan keutamaan, maka dakwah tidak akan benar-benar dapat dikerjakan kecuali oleh seseorang yang menghiasi dirinya dengan puncak kebaikan dan keutamaan; baik dalam ucapan, perilaku, maupun sifat-sifatnya. [Fahrur.Rozy]


Terinspirasi dari kitab “Pengemban Dakwah..” karya Ulama Hebat Syaikh Mahmud Abd. Latif Uwaidhah.



Tidak ada komentar :

Posting Komentar