Meet The Author

Yang ku tunggu tak kunjung datang

Tidak ada komentar
Siang ini seakan terasa lebih lelah dari biasanya, susah sekali mata ini diajak kompromi untuk tetap terjaga. Sembari melepas lelah ku buka akun twitterku, berharap ada yang segar. Memang tak selamanya yang diinginkan itu ada, karena bukan nambah sumringah malah nambah pusing, jengkel yang akut dan geram, liat tweet yang isinya berita bom paket di lubuk linggau, curhat tentang jalan dibeberapa daerah yang rusak parah, poli-tikus yang makin rakus saling makan khawatir kekurangan jatah, kabar KPK yang masih anteng dengan kasus korupsi yang bukan makin berkurang tapi makin ruwet, alif yang jujur namun malang, pendidikan yang mencetak karakter Koruptor baru, marinir korsel yang nembakin pesawat penumpang, listrik yang byarpet, ketidak adilan hukum: seorang pencuri ayam yang dihukum cepat dan berat ketimbang koruptor, 23 negara anggota PBB akui homoseksual, dan rencana 50000 kades yang rencananya akan menggoyang istana senin nanti? "Aduh..... mumet aku!”



Negaraku yang dulu dan kini katanya didongengkan kaya itu, masyarakatnya Cuma dapet sisa-sisa? yang anggapannya KAYA itu makmur, hidup enak, tapi .............??? (ya allah ....)

Apa negaraku yang sering MENANG olympiyade itu cuma label saja? Katanya banyak yang pinter tapi ga ada efeknya untuk bangsa?

Negaraku karatan, yang katanya KAYA sumber daya alam itu, cuma dimakanin codot yang hilir mudik tanpa malu menghabiskan ke KAYAAN kami !

Negaraku yang gak punya malu, yang katanya berMORAL itu, dengan tega masyarakatnya mengusir sebuah keluarga yang memegang prinsip kejujuran !

Berharap pada siapa aku ?

Berharap pada poli-TIKUS ? busuk rakus dan kejam itu? Yang lebih memilih mengurusi PARTAINYA, KANTONGNYA, DAPURNYA, GEDUNGnya, JALAN-JALANnya dari pada rakyatnya?

Berharap pada segerombolan orang-orang peneriak HAM-DEMOKRASI-DAN KEBEBASAn? Yang sebenarnya kita rusak karena ide-ide itu? Yang sebenarnya mereka sendiri ga tahu paham atau tidak? Yang penting karena berteriak besok masih bisa makan?

Aku hanya ingin berharap pada sebuah kebenaran, kebenaran mutlak yang tak perlu dipertanyakan? Yang tak perlu dikompromikan?

Aku hanya ingin berharap pada DZAT yang MAHA segalanya, yang mengerti aku- kebutuhanku-pengaturanku-karena aku yakin jika kusandarkan pada-NYA semua akan damai, indah, tentram, dan bahagia.

Kenapa harus aturanNya?

Kareana hanya DIA yang tahu aku.

Udara makin panas, hati makin tak tenang, anggapan Hidup SEJAHTERA, seakan jarang muncul, bukan tak ada namun gamang untuk mengucapkannya, khawatir Cuma jadi selogan, khawatir Cuma jadi hayalan kosong karena JANJI – JANJI itu dulu pernah terucap dan sering terpampang, namun itu dulu, dulu saat mereka INGIN sesuatu dari ku, yang kini lambat laun pelan namun pasti HILANG. meLUPA sekan tak pernah berUCAP.

Harapan itu masihkah ada?

Kita sudah terlalu lama melupakan Nya- kita sudah terlalu lama mengacuhkannya, bilang CINTA Cuma dibibir saja, yah.., itulah kebanyakan dari kita. Sampai-sampai amnesia jika Sang penciptanya sudah menurunkan BUKU PANDUAN KEHIDUPAN (baca: alquran) yah... wajar saja BUKU PANDUANNYA Cuma di baca tak di mengerti dan tak dilaksanakan.

Ayo... kita kembali ke ISLAM agar CAHAYA KESEJAHTERAAN benar-benar nampak, karena SEJAHTERA hakiki hanya akan ada di BAWAH NAUNGAN KHILAFAH, dalam aturan SYARIAH. Mari kita perjuangkan, mari kita sambut cahaya itu dengan sebuah PERJUANGAN.


Tidak ada komentar :

Posting Komentar