Meet The Author

cerita sore

Tidak ada komentar

Sore ini aku bertemu dengan seorang teman, sebut saja dia Ahmad (bukan nama sebenarnya) sudah beberapa hari ini kami jarang sekali bertemu walau sebenarnya kami punya agenda rutin setiap minggu, makluklah belakangan ini Ahmad jarang sekali hadir dalam pertemuan rutin kami dan setelah beberapa minggu akhirnya Ahmad muncul juga. Hari ini Ahmad terlihat tak semangat, mukanya pucat dan langkahnya gontai banyak terdiam sangat hemat sekali berbicara, dalam hati aku bertanya “mungkinkah Ahmada sedang ada masalah ? “
Tanpa pikir panjang aku coba buka pembicaraan,

Aku : “Mad.., kumaha damang? Lama ga nongol kemana wae?”

Ahmad : ‘alhamdulillah sae, “dengan sunyuman dia menjawab “ ; ah... ada kok yah kemaren-kemaren rada kurang SEHAT ( kurang SEmangat HAdir Taklim ).

Semakin lama perbincangan kami semakin cair, aku sudah bisa masuk kedunianya saat ini, kuperhatikan kesedihan mulai tak nampak dari raut wajahnya. Berbagai cerita muncul mulai dari aktivitas terkini yang dia ikuti khususnya kegiatan akhir minggu lalu PLM (pesantren liburan mahasiswa) sebuah kegiatan tahunan yang diadakan oleh DKM Unpad. “Banyak cerita dan inspirasi yang Dia dapat saat itu mulai dari materi yang dasar sampai yang umum tentang Islam, pembicara yang serius, hingga yang bikin bingung karena bahasanya susah dimengerti dan bikin ketawa semuanya ada, kata Ahmad”

Cukup lama kami berbicang tiba-tiba di tengah perbicangan itu Ahmad mulai berbica tentang dirinya, tentang kegusaran hatinya. Ahmad merasa tak tenang semenjak pulang dari mengikuti PLM minggu lalu. Ahmad merasa bayangan tentang materi-materi yang disampaikan oleh pembicara saat itu membuatnya tak sanggup membohongi perasaannya, karena ada beberapa hal yang membuatnya harus bergerak dan harus berubah dan merubah.

Rupanya keikut sertaannya akhir minggu lalu dalam acara yang diadakan oleh DKM Unpad memberikan bekas yang cukup dalam baginya. Dia teringat dengan sebuah isi SMS yang pernah dia terima sebulan yang lalu, kebetulan itu adalah SMS yang berisi tentang sebuah hadits Rosululloh saw.,

Bersegeralah beramal sebelum datang berbagai fitnah laksana potongan-potongan malam yang gelap. (Saat itu) di pagi hari seseorang beriman tapi di sore harinya ia menjadi kafir. Di sore hari seseorang beriman tapi di pagi harinya ia kafir. Ia menjual agamanya dengan harta dunia. (HR. Muslim dari Abû Hurairah).

Kegusaran hatinya sangat beralasan, hal itu terkait dengan orang yang sangat dicintainya saat ini karena mereka adalah orang yang sangat berjasa pada hidupnya yang selalu mencintainya tanpa pamrih, mereka adalah kedua orang tuanya. Terutama pada Ayahnya tulang punggung keluarga yang tekun, penuh kasih kepada keluarganya karena sampai kini Ayahnya jarang sekali dekat dengan Allah swt, mungkin karena Ayahnya adalah seorang mualaf yang perlu banyak belajar, namun apa bedanya mualaf dengan bukan mualaf, kalo sudah bersyahadat maka dia ISLAM wajib hukumnya terikat dengan syariat Allah swt., toh masuk islamnya juga sebelum menikah dengan ibu? “kata ahmad dengan penuh semangat”
Tanpa sadar dia meneteskan airmata, begitu kuat keinginannya untuk merubah orang tuanya karena dia takut, dia takut akan azab Allah swt akan menimpa orang yang dia cintai .

Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang beriman dan tidak (pula) perempuan mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguh dia telah sesat, sesat yang nyata.
TQS. al-Ahzâb [33]: 36
Selasa siang itu akhirnya kegiatan PLM ditutup dengan muka berseri dan semangat yang menggebu – gebu tanpa pikir panjang ahmad langsung pulang kerumahnya, dia sudah tak sabar ingin sekali menyampaikan ilmu yang dia terima selama di PLM, selain itu juga karena memang badannya sudah begitu lelah serta rindu akan masakan ibu dirumah, maklum sudah empat hari dia tak mersakan masakan ibunya.

Sore itu seperti biasa semua anggota keluarga ahmad dari mulai ibu, ayah dan adiknya berkumpul di ruang keluarga, sambil menunggu malam tiba biasanya keluarga Ahmad melepas sore dengan bercengkrama bersama saling bercerita tentang aktivitas hari ini.

Tanpa pikir panjang Ahmad memulai pembicaraan, diawali dengan keterusterangannya terkait dengan keaktifannya dalam sebuah organisasi dakwah selama ini, yang sengaja dia tutupi karena Ahmad takut kedua orang tuanya melarang dan marah kepadanya. Benar saja mendengar pengakuan itu ayahnya naik pitam matanya merah dan suaranya makin keras, (Ahmad merasa ini bukan lagi sosok ayahnya) namun karena ahmad sudah siap dengan berbagai resikonya dengan tenang Ahmad menjelaskan tentang KEWAJIBAN DAKWAH, tentang KONSEKUENSI KEIMANAN salah satu materi yang diterimanya di PLM tempo hari.

Sambil menetaskan airmata Ahmad memohon kepada kedua orang tuanya khususnya kepada Ayahnya, Ia ingin sekali Ayahnya benar –benar menjadi seoranng muslim yang taat, menjadi seorang Ayah yang bisa menjadi contoh bagi anak – anaknya menjadi imam dalam keluarganya.

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
TQS. Attahrim (66) ; 6.
Namun upaya Ahmad kali ini belum berhasil kedua orang tuanya masih tetap menolak keinginannya dengan berbagai alasan.

Dan kini Ahmad tetap tegar menatap masa depan dan tetap yakin bahwa Allah pasti suatu saat akan membukakan pintu kesadaran bagi kedua orantuanya tertutama Ayahnya.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar