Meet The Author

Sebuah memoar teruntuk sahabatku

Tidak ada komentar

Cerita ini berwal saat ramadhan tahun lalu di sebuah pasar di desaku Gaya Baru, semoga bermanfaat dan memberi inspirasi.

Sudah menjadi ritual bagiku saat aku pulang ke kampung halamanku ini, aku selau menyempatkan diri walau hanya sejenak untuk dapat bertemu dengan beberapa kawanku semasa SD dan SMP dahulu, entah kenapa ada rasa yang berbeda, rasa rindu yang amat sangat terasa jika tidak bertemu dengan mereka, mungkin karena mereka adalah teman-teman yang sangat luarbiasa untukku, teman sepermainan, teman belajar bersama dan teman mengaji di kampung ini dulu, walau saat ini mereka semua sudah berbeda, sudah banyak perubahan, bahkan ada dari mereka yag sudah berganti setatus sebagai bentuk peningkatan jati diri. Yah terlepas dai perubahan itu semua namun kami masih merasa bahwa kami tetaplah seperti yag dulu seorang sahabat yang selalu melakukan sesuatu dengan gembira dan tidak ada sekat diantara kita.

Hari itu tepatnya siang menjelang sore di Pasa Gaya Baru, satu-satunya pasar yang ada di desa kami, cukup ramai suasana Ramadhan di pasar hari ini, apalagi menjelang Idul Fitri, aku baru bisa dengan leluasa keliling pasar saat siang menjelang sore karena pada saat ini pengunjung pasar sudah mulai sepi, walau ada beberapa yang masih hilir mudik mencari barang untuk dibeli sebagai persiapan menyambut Lebaran yang tinggal 3 hari lagi.

Sambil melangkahkan kaki menyusuri gang-gang dalam pasar walau keadaannya saat ini sudah berubah 1800 aku terus melangkah sekaligus sesekai aku teringat masa dimana aku pernah bermain dengan teman-temanku dulu disini, mencari karet gelang, bermain tembak-tembakan, dan membeli karet pentil di toko sepedah untuk dijadikan karet pelinteng untuk mencai burung. Pikirku melayang jauh dan aku teringat ada satu toko yag membuatku selau terkenang yang saat ini sudah tutup karena tidak ada penerusnya, toko itu menjual berbagai macam barang dan jajanan anak-anak yang tentunya menjadi langganan kami, pemilik toko itu biasa dipanggil dengan sebutan “Bu Tuli” sangat akrab sekali dengan kami karena kami adalah pelaggan setia ditokonya. Ah ...sungguh indahnya menyusuri pasar ini, sambil sesekai aku mengabsen beberapa teman yang memang orang tuanya bekerja sebagai pedang di pasar ini, siapa tahu saja bisa bertemu dengan mereka, melepas kangen dan sekaian ingin meng-update berita terbaru tentang kampungku ini, dan beberapa teman sepermainan dulu karena sudah satu tahun berlalu aku meninggalkan kampung penuh kenangan ini.

Langkahku terhenti sejenak di sebuah toko baru yang penuh sesak dengan barang dagangan, yang membuatku terhenti adalah pesona penjaga toko itu, sepertinya wajah itu tidak asing, tanpa ragu aku dekati dia dan menyapanya :

“assalamualaikum, lama ga jumpa pa kabar?” wah … sudah jadi interpreneur suksesni? Alhamdulillah, “
“dia haya tersenyum dan menyambut salamku penuh makna. “

Terhitung cukup lama kita tidak bertemu, karena libur lebaran tahun lalu memang kita tidak sempat berjumpa, bersyukur sekali rasanya bisa bertemu dan berjumpa dengan beliau, banyak cerita yang beliau sampaikan cukup menarik dan membuatku ingin terus bertanya dan bertanya, wah... hampir satu persatu teman kami dari SD samapai SMP kita absen bersama, dari kelucuan dulu sampai bagaimana kondisinya saat ini, walau dari beliau aku tak begitu banyak mendapatkan referensi baru mengenai perkembagan teman-tema yang lain, tetapi cerita beliau sudah menjadi obat tersendiri bagiku.

Menyambung pembicaraan dengannya, aku teringat denga pesan singkat di Hp-ku dari seorang teman tadi malam, lalu langsung saja aku sampaikan;
“Eh.., ada kabar bagus ni, kamukan katanya kangen dengan teman-teman. besok kita (teman-teman SMP) akan mengadakan buka shaum bersama ni”
dirumah salah seorang tema kami yag kebetulan anak dari salah seorang guru kami di SMP dan SD
Tapi ada satu yang berbeda dari tatapan matanya kala itu, setelah menerima ajakan itu (tatapan penuh makna dan dalam) lalu tanpa menunggu komando keluar kata-kata dari mulutnya :
"ah…aku ga ikut, malu sma kalian? Kaliankan sekolah tinggi, kaliankan berbeda, kaliankan begini, kaliankan begitu”

Saat itu rasanya gaya baru berhenti sejenak, aku sempat pergi ke duni lain sesaat dan berteriak
“Kenapa ini, kenapa dulu ia yang ceria, yang dulu penuh semangat, yang dulu percaya diri, kini menjadi seorang yang begitu tertutup dan menyalahkan keadaan. Yang membuatnya semakin berbeda. Sempat terbersit sedikit “ini bukan dia, bukan temanku yang dulu, dia dulu tidak seperti ini”
“sahabatku yang luarbiasa, kita ini sama, kita punya kesempatan yang sama, kita tetap sahabatmu, yang punya cita-cita besar, tidak ada yang membedakan diantara kita, setiap manusia berjan dengan tugasnya masing-masing, Kamu bertugas menjadi Interpreneur, ada yang jadi guru, pegawai, polisi, politisi, bahkan menjadi motivator tetapi ingatlah kita sama tidak ada yang lebih hebat, dan tidak akan ada yang berfikir merendahkanmu”
Saat itu aku segera kembali ke dunia nyata dan membalas pernyataannya itu:

aku sedih melihat kenyataan ini, perubahan waktu ternyata membuat kami semakin berbeda? Padahal sebenarnya kita sama. Kita sama-sama manusia yang diciptakan oleh Allah swt dimuka bumi ini, dengan tugas yag sama yaitu beribadah kepada Allah swt. Cuma kita diberika peran yag berbeda dalam menjalaninya, tetapi tetap saja tugas kita di dunia adalah sama yaitu beribadah kepada Allah swt.
Artinya: “Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk menyembah kepadaku.” (QS Adz Zariyat : 56)

kalo kita mengembalikan semua hidup ini dengan mengikuti apa perintah Allah swt Sang pencipta tentu kita akan PD (percaya diri) dalam menghadapi, atau berhadapan dengan siapapun di muka bumi ini, karena yang ada di dunia itu cuma sementara dan titipan lagi, bukan punya kita, jadi untuk apa terlalu dibaggakan dan kalau sampai berefek membuat kita sungkan untuk bersilaturahmi dengan saudara kita wah.... gaswat ini.
Padahal sangat dilaknat oleh Allah swt Orang -orang yang dengan sengaja mengurungkan diri untuk tidak bersilaturahmi atau bahkan berupaya memutuskan talisilaturahmi maka celaan dan ancaman bagi yang memutus silaturahmi tersebut Allah SWT berfirman yang artinya:

Orang-orang yang merusak janji Allah setelah diikrarkan dengan teguh, memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan (silaturahmi), serta melakukan kerusakan di muka bumi akan memperoleh laknat dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk (jahanam) (QS ar-Ra’d [13]: 25).


Celaan yang sama juga terdaftar dalam QS Muhammad ayat 22-23. Allah SWT melaknat para pemutus silaturahmi dan menjanjikannya tempat kembali yang buruk (Jahanam). Ini adalah sebuah indikasi bahwa memutus silaturrahmi adalah perbuatan yang haram. Indikasi lain yang memperkuat kewajiban ini banyak dijelaskan di dalam hadis Rasulullah saw., antara lain sabda beliau
Siapa saja yang mengimani Allah dan Hari Akhir, hendaklah memelihara tali silaturahmi (HR al-Bukhari).

Ya Allah semoga sahabatku itu dibukakan hatinya agar tidak terus terjerumus berfikir demikian, dan semoga kita semua menjadi orang-orang pilihan yang selau memilih menjadi ISTIMEWA, menjadi yang luabiasa, dan ingatlah sahabatku kita cuma sementara di bumi ini, yang kita miliki saat ini cuma sekedar titipan, pernahkah kita berfikir :
saat dimana mulut ini tak lagi bisa bicara?
Saat dimana mata ini tak lagi bisa melihat?
Saat dimana penampilan ini tak lagi mempesona?
Saat dimana semua yang kita miliki di dunia ini tak lagi mampu menolong kita?
Dan saat dimana semua amal ibadah kita dihitung? Sedangkan kita tak bisa berargumentasi dan membela? Seperti layaknya terdakwa di mejahijaukan yang masih sempat memberikan pembelaan walau mereka nyata -nyata salah?

Namun berbahagiyalah sahabatku karena kesempatan itu masih ada pada dirimu, saat dimana nafas ini masih panjang, saat dimana mata ini masih bisa melihat, saat mulut ini masih bisa berbicara, saat dimana kita masih dapat mendekatkan diri kepada-Nya
Mari kita sadarkan diri kita, saudarakita, teman-teman kita untuk memanfaatkan kesempatan ini, untuk memanfaatkan saat ini, detik ini, menit, jam ini, minggu ini, bulan ini, tahun ini, untuk memulai menjadi lebih baik dan melakukan perubahan walau haya 1% setiap hari.


Salam the power of sharing http://tri-kusyuhono.co.cc
-----------------------------------------------------------pelinteng : ketapel dalam bahasa jawa

Tidak ada komentar :

Posting Komentar