Meet The Author

Mensikapi kenyataan buruknya bola Jabulani?

Tidak ada komentar

Demam piala dunia kini masuk dihari yang ke tiga seantero jagat raya ini mengelu-elukan pesta ini, dari mulai desa sampai kota semua orang menjagokan tim favorit mereka bahkan ada yang menuai penghasilan dari pesta ini, tidak sedikit juga yang memanfaatkan ajang ini untuk berjudi, dari mulai yang sifatnya online sampai yang konvensional, ada yang hanya iseng sampai yang profesional.

Terlepas dari itu semua ada hal yag menarik dari piala dunia tahun ini, yaitu berkaitan dengan Jabulani, hal ini karena Jabulani bayak dipermasalahkan oleh pemain terutama oleh beberapa pemain yang berposisi sebagai penjaga gawang. Jabulani yang diproduksi oleh Adidas pun tak sepi oleh kritikan dari beberapa pemain diantaranya:

Jabulani mengerikan, “ Kata kipper inggris, david James, “Jelas, sangat tak bias diprediksi ke mana Jabulani melayang.” sementara kipper Spanyol, Iker Casillas, menganggap Jabulani sulit dikontrol. Buffon tak mau kalah. Ia bilang, “saya sudah cirikan sejak hari pertama, Jabulani tidak benar.” (KOMPAS, Senin 14 Juni 2010)


Bercermin dari kisah ini, saya ingin mengajak pada kita semua agar dapat meraba sedikit kedalam diri kita masing-masing, apakah ada pernah merasakan atau bersikap seperti ini (menyalahkan keadaan) ? Sehingga merasa bahwa sesuatu yang tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan adalah sesuatu yang bersumber dari luar atau dari kesalahan orang lain ?

Apakah kita termasuk orang yang selalu menyalahkan keadaan dan mencari kambing hitam atas segala yang tidak kita sukai? Padahal sebenarnya kesalahan dan kelemahan itu berada pada diri kita pribadi. Kita hendaknya harus banyak berintrospeksi diri tidak mudah membuat kesimpulan yang ngawur dan terkesan tergesa-gesa dalam segala hal sehingga dalam bersikap kita akan senantiasa berfikir positif, seperti seorang bintang sepak bola Inggris yang mencoba mensikapi dengan positif berkaitan dengan Jabulani :

Bisa dimaklumi jika banyak pemain yang mempermasalahkan Jabulani, namun sebelum gawang kebobolan, lebih baik mereka bersiap untuk menyangkal bahwa penyebabnya adalah ketidakmampuan mereka, bukan akibat Jabulani.


“kalau pemain banyak mengeluh soal ukuran atau berat bola, saya kira mungkin masalahnya adalah pada pemain bola itu sendiri”. (Gelandang Inggris, Frank Lampard)


Sikap Frank Lampard dalam menilai Jabulani, dapat kita contoh dalam kehidupan sehari-hari bahwa bersikap positif itu penting dan sikap seperti ini akan membuat kita selalu menang menjalani kehidupan dan tidak merasa terbebani oleh keadaan tapi hal ini akan membuat kita semakin bertambah baik karena sikap introspeksi diri akan berjalan, yang akan membuat kita semakin tahu seberapa hebatkah kita dan seberapa kurangkah kita sehingga menjadi tolak ukur bagi kita sedang di posisi mana kita saat ini. Kalaulah dalam kenyataannya kita terkategori kurang maka ini menjadi sebuah cambuk agar kita terus bersemangat memperbaiki diri, dan kalaupun pada kenyataannya kita ini baik maka bukan kita merasa cukup? Namun kita akan terus terpacu untuk menjadi yang lebih baik lagi. Karena hidup adalah untuk beribadah, maka tempalah dirimu agar dapat berguna bagi oarang disekelilingmu.




Jatinagor, 14 juni 2010
-----------------------------------------------------------------------------------------------
*JABULANI : Bola yang diproduksi oleh pabrikan Adidas yang digunakan dalam Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan

Tidak ada komentar :

Posting Komentar