Meet The Author

Menyambut bulan Rajab

Tidak ada komentar


Pagi ini hanphone berdering, nada yang khas sebagai pertanda bahwa ada SMS masuk, aku ambil hanphone ku dan dengan cekatan jari-jemariku beraksi membuka satu pesan yang masuk. Satu pesan dari seorang sahabat tertulis :

-----------------------------------------------------------------------------------------------
Dari :
rangga baru
14-06-2010
07:58
aslm, memasuki bulan rajab, rasululloh SAW mngjarkan doa kpd qta: “allahumma Baariklana Fii Rajaba wa Sya`bana wa Balligna Ramadhan” (ya Allah, berikanlah kpd kami di bln Rajab & Sya`ban serta sampaikan kami utk bertemu bln Ramadhan) amiin, Mari qt tingkatkan amal yaumiyah mnyambut Ramadhan..

-----------------------------------------------------------------------------------------------

Aku terdiam beberapa saat, fikiranku melayang bagai mesin waktu yang mencoba untuk memutar kejadian satu tahun yang lalu kejadian dimana aku mendapatkan SMS dengan isi yang tak jauh berbeda dengan isi SMS yang baru saja aku baca, namun aku cepat-cepat sadar dan mersakan sesuatu yang sedikit terasa ganjil, fikiran bawah sadaraku berkata :

“sepertinya baru beberapa bulan yag lalu aku mendapat SMS serupa”
sambil bergumam aku :“wah...sudah satu tahun berlalu?”
,


Yah...! waktu memang berjalan terasa begitu cepat, hari ini sudah masuk kebulan Rajab, perasaan hati senang karena masih diberika kesempatan untuk bisa bertemu dengan bula ini, di tahun yang berbeda, namun masih banyak hal yang belum maksimal aku kerjakan.

Terlepas dari hayalan pribadi, cukup menarik kalau kita coba telusuri tentang keutamaan di bulan Rajab ini, dalam sebuah keterangan di jelaskan bahawa Bulan Rajab adalah salah satu dari Empat Bulan Haram atau yang dimuliakan Allah swt. Diantara keempat bulan itu adalah: Bulan Dzulkaidah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab .

Dalam Al Quran surat At Taubah: 36 Allah swt berfirman yang artinya:

“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, Maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan Ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” At Taubah: 36


Dalam keterangan lain di katakan Rajab, adalah bulan ketujuh dalam penanggalan Hijriyah dan penanggalan Jawa. Bulan ini dikenal sebagai bulan Allah. Dan ada juga keterangan yang menjelaskan bahwa “Rajab adalah bulannya Allah SWT, Syakban bulanku dan Ramadan adalah bulan umatku,” demikian dikatakan Nabi SAW. Bulan Rajab adalah salah satu bulan haram, di mana Allah SWT melarang hamba-Nya berperang, berkelahi, atau membunuh apapun.

Terlepas dari keutamaan bulan Rajab ini, seharusnya kita dapat mengambil pelajaran dari setiap fenomena pergantian bulan sebagai sarana untuk selalu bersyukur kepda Allah swt. karena saat pergantian bulan kita masih diberikan nikmat dapat berada di bula tersebut dan dalam rangka untuk mengambil ibrah dalam kehidupan juga sebagai sarana untuk memuhasabahi diri sehingga kita dapat terus meng up grade atifitas ibadah kita.
Karena itu, pergantian bulan dalam bulan-bulan Hijriyah kita disunnahkan untuk berdo’a, terutama ketika melihat hilal atau bulan pada malam harinya. Do’a yang diajarkan oleh Baginda Rasulullah saw. Adalah:

اللَّهُمَّ أَهْلِلْهُ عَلَيْنَا بِاْلأَمْنِ وَاْلإِيْمَانِ وَالسَّلاَمَةِ وَاْلإِسْلاَم رَبِّيْ وَرَبُّكَ اللهُ هِلاَلَ رُشْدٍ وَخَيْرٍ
“Ya Allah, Jadikanlah bulan ini kepada kami dalam kondisi aman dan hati kami penuh dengan keimanan, dan jadikanlah pula bulan ini kepada kami dengan kondisi selamat dan hati kami penuh dengan keislaman. Rabb ku dan Rabb mu Allah. Bulan petunjuk dan bulan kebaikan.” (HR. Turmudzi)



Shaum di Bulan Rajab

Shaum dalam bulan Rajab, sebagaimana dalam bulan-bulan mulia lainnya hukumnya sunnah.
Diriwayatkan dari Mujibah al-Bahiliyah, Rasulullah aw. Bersabda:

“Puasalah pada bulan-bulan haram (mulya).” Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Imam Ahmad.


Rasulullah saw. juga bersabda:

“Kerjakanlah ibadah apa yang engkau mampu, sesungguhnya Allah tidak pernah bosan hingga kalianbosan”.

Ada beberapa hadis lain yang menerangkan keutamaan bulan Rajab. Seperti berikut ini:
"Barang siapa berpuasa pada bulan Rajab sehari maka laksana ia puasa selama sebulan, bila puasa 7 hari maka ditutuplah untuknya 7 pintu neraka Jahim, bila puasa 8 hari maka dibukakan untuknya 8 pintu sorga, dan bila puasa 10 hari maka digantilah dosa-dosanya dengan kebaikan."

Riwayat al-Thabrani dari Sa'id bin Rasyid: Barangsiapa puasa sehari di bulan Rajab maka laksana ia puasa setahun, bila puasa 7 hari maka ditutuplah untuknya pintu-pintu neraka Jahanam, bila puasa 8 hari dibukakan untuknya 8 pintu sorga, bila puasa 10 hari Allah akan mengabulkan semua permintaannya....."

"Sesugguhnya di sorga terdapat sungai yang dinamakan Rajab, airnya lebih putih daripada susu dan rasanya lebih manis dari madu. Barangsiapa puasa sehari pada bulan Rajab, maka ia akan dikaruniai minum dari sungai tersebut".

Riwayat (secara mursal) Abul Fath dari al-Hasan, Nabi saw berkata: "Rajab itu bulannya Allah, Sya'ban bulanku, dan Ramadan bulannya umatku."


Hadis-hadis tersebut dha'if (kurang kuat) sebagaimana ditegaskan oleh Imam Suyuthi dalam kitab al-Haawi lil Fataawi.
Ibnu Hajar, dalam kitabnya “Tabyinun Ujb”, menegaskan bahwa tidak ada hadits, baik sahih, hasan, maupun dha’if yang menerangkan keutamaan puasa di bulan Rajab.
Bahkan beliau meriwayatkan tindakan Sahabat Umar yang melarang mengkhususkan bulan Rajab dengan berpuasa.
Ditulis oleh Imam Asy Syaukani dalam Kitabnya, Nailul Authar, menerangkan bahwa Ibnu Subki meriwayatkan dari Muhamad bin Manshur As Sam’ani yang mengatakan bahwa tidak ada hadis yang kuat yang menunjukkan kesunahan puasa Rajab secara khusus.
Disebutkan juga bahwa Ibnu Umar memakruhkan puasa Rajab, sebagaimana Abu Bakar al-Tarthusi yang mengatakan bahwa puasa Rajab adalah makruh, karena tidak ada dalil yang kuat.
Namun demikian, sesuai pendapat Imam Asy Syaukani, bila semua hadits yang secara khusus menunjukkan keutamaan bulan Rajab dan disunahkan puasa di dalamnya kurang kuat untuk dijadikan landasan, maka hadits-hadits yang umum, seperti yang disebut di atas, itu cukup menjadi hujah atau landasan.
Di samping itu, karena juga tak ada dalil yang kuat yang memakruhkan puasa di bulan Rajab.


Do’a Bulan Rajab

Bulan Rajab merupakan starting awal untuk menghadapi Bulan Suci Ramadhan. Subhanallah, Rasulullah saw. menyiapkan diri untuk menyambut Bulan Suci Ramadhan selama dua bulan berturut sebelumnya, yaitu bulan Rajab dan bulan Sya’ban. Dengan berdoa dan memperbanyak amal shalih.
Do’a keberkahan di bulan Rajab. Bila memasuki bulan Rajab, Nabi saw. mengucapkan, “Allaahumma Baarik Lana Fii Rajaba Wa Sya’baana, Wa Ballighna Ramadhaana. “Ya Allah, berilah keberkahan pada kami di dalam bulan Rajab dan Sya’ban serta sampaikanlah kami kepada bulan Ramadhan.”
Hadits di atas disebutkan dalam banyak keterangan, seperti dikeluarkan oleh Abdullah bin Ahmad di dalam kitab Zawaa’id al-Musnad (2346). Al-Bazzar di dalam Musnadnya -sebagaimana disebutkan dalam kitab Kasyf al-Astaar- (616). Ibnu As-Sunny di dalam ‘Amal al-Yawm Wa al-Lailah (658). Ath-Thabarany di dalam (al-Mu’jam) al-Awsath (3939). Kitab ad-Du’a’ (911). Abu Nu’aim di dalam al-Hilyah (VI:269). Al-Baihaqy di dalam Syu’ab (al-Iman) (3534). Kitab Fadhaa’il al-Awqaat (14). Al-Khathib al-Baghdady di dalam al-Muwadhdhih (II:473).


Namun ada juga yang berpendapat bahwa penunjukan hadits yang menerangkan tentang doa tersebut, maudhu, walaupun adapula yang mengatakan bahwa hadits tersebut dhaif, satu hal yang perlu kita cermati adalah, bahwa kita dapat mengambil manfaat positif dari doa tersebut, dengan mengesampingkan derajat haditsnya. mengapa, karena perintah berdoa berasal dari Allah. banyak doa-doa yang kita ucapkan bukan berasal dari hadits, melainkan doa dari para salafusshalih, malah bisa jadi  kita memiliki doa favorit yang kata-katanya tidak berasal dari siapaun, melainkan murni dari hati kita sendiri. seperti doa berikut, ALLAHUMMA ARRIFNI FII NAFSIHI, Iini bukanlah doa yang berasal dari Rasulullah, melainkan doa yang sering diucapkan oleh fudhail bin iyadh...

oleh karena itu, seharusnya kita semua berfikir bahwa tak perlu kita perdebatkan masalah boleh tidaknya membaca doa tersebut, karena isi doa itupun sangat bagus. hanya saja, jangan jadikan doa tersebut menjadi amalan wajib yang harus kita kerjakan setiap menyambut bulan rajab, sya'ban dan ramadhan... yang terpenting sekarang adalah bagaimana kesiapan kita dalam menyambut bulan suci yang penuh berkah, yang akan menyapa kita beberapa bulan mendatang










-----------------------------------------------------------------------------------------------
Daftar pustaka
1.http://id.wikipedia.org/wiki/Rajab
2.http://dakwatuna.com
3.http://www.haqqanisoul.com/profiles/blogs/rahasia-di-balik-tanggal-27-1
4.http://pesantrenvirtual.com

Tidak ada komentar :

Posting Komentar